Selasa, 26 Juli 2011

Mahfud M.D, Sang Penguasa 'Trias Politica' dan SGPC Bulaksumur

Prof. Dr. Mohamad Mahfud M.D
Prof. Dr. Mohamad Mahfud M.D, adalah salah satu dari sebagian kecil orang 'brillian' yang menduduki jabatan tertinggi di pemerintahan. Pria kelahiran Sampang, 13 Mei 1957 itu saat ini menjabat sebagai ketua Mahkamah Konstitusi, sekaligus sebagai guru besar di Fakultas Hukum UII Yogyakarta. Bapak Mahfud M.D termasuk orang yang sangat beruntung karena pernah menduduki jabatan di 3 jenis kekuasaan 'Trias Politica'; yakni eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Nama Mahfud M.D pertama kali muncul di jajaran eksekutif pada tahun 2000, sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Hukum & HAM di era pemerintahan  Presiden Abdurrahman Wahid. Jabatan di tingkat legislatif pun pernah dijalaninya dengan menjabat sebagai anggota komisi III DPR-RI (2004-2006 dan 2007-2008), komisi I DPR-RI (2006-2007), dan Wakil Ketua Badan Legislatif DPR-RI (2007-2008). Terakhir, alumni Fakultas Hukum UGM ini menperoleh jabatan di bidang yudikatif, yakni sebagai ketua Mahkamah Konstitusi.

Saat mengisi acara 'Nostalgia' di TV One beberapa waktu yang lalu, Mahfud mengunjungi sebuah rumah makan sederhana yang berada di sebelah utara kampus Fakultas Kedokteran Hewan UGM, yaitu SGPC Bulaksumur. Saya yang beberapa kali melewati rumah makan itu, kadang-kadang heran mengapa tempat makan itu ramai sekali dengan banyak mobil mewah diparkir di depannya.

Rumah Makan SGPC di Klebengan

”Pelanggan SGPC mayoritas mahasiswa dan karyawan UGM,” terang Sudadi, karyawan paling senior di SGPC Bulaksumur. Begitu kerapnya melayani pelanggan, pria asal Kulonprogo, DIY, ini hafal satu demi satu nama para pelanggan yang sekarang sudah men- jadi orang, di antaranya Wakil Presiden RI Boediono, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu Anggito Abimanyu, Menpora Andi Alifian Mallarangeng, ditambah ratusan nama lain. Nasi pecel menjadi menu utama dalam rumah makan tersebut, yang menjadi tempat sarapan Mahfud selama menjadi mahasiswa di tahun 1980-an. Menurut Mahfud, masakan di warung itu enak, sayurannya segar, bersih, serta suasananya bisa memancing selera. ”Tak terikat protokoler dan bebas bicara dengan semua kalangan,"

sumber referensi:
http://mahfudmd.com/
http://wa-iki.blogspot.com/2010/05/warung-klangenan.html
http://wisatadanbudaya.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar